Senin, 25 April 2011

perjalanan panjang

KISAHKU
Dengarkan kisahku…
Dengarkan, tetapi jangan menaruh belas
kasihan padaku…
karena belas kasihan menyebabkan
kelemahan, padahal aku masih tegar dalam
penderitaanku…
Jika kita mencintai, cinta kita bukan dari diri
kita, juga bukan untuk diri kita…
Jika kita bergembira, kegembiraan kita bukan
berada dalam diri kita, tapi dalam hidup itu
sendiri
Jika kita menderita, kesakitan kita tidak
terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam…
Jangan kau anggap bahwa cinta itu datang
karena pergaulan yang lama atau rayuan yang
terus menerus…
Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas
ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta
bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi…
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya
dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah
kebenaran, namun rahasianya
hanya dapat difahami melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan kebaikan, dan ketika
kita mencoba untuk menggambarkannya ia menghilang
bagai segumpal uap.
CINTA
Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Dimana singa melepas dahaga
Mereka berkata elang dan heriang
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yang sama
Dan berdamai – di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai – bangkai mati itu
Oh cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan kekuasaan dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini
Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati     (Dari The Forerunner)
PANDANGAN PERTAMA
Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan
dari kesadarannya.
Itulah percikan api pertama yang menyalakan
wilayah-wilayah jiwa.
Itulah nada magis pertama yang dipetik dari
dawai-dawai perak hati manusia.
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada
telinga jiwa tentang risalah hari-hari yang
telah berlalu dan mengungkapkan karya
kesadaran yang dilakukan malam, menjadikan
mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan
menjadikan misteri-misteri keabadian di dunia
ini hadir.
Itulah benih yang dihadirkan oleh Ishtar,
dewi cinta dari suatu tempat yang tinggi.
Mata mereka menaburkan benih di dalam
ladang hati, perasaan memeliharanya, dan jiwa
membawanya kepada buah-buahan.
Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh
yang bergerak di permukaan air mengalir
menuju surga dan bumi. Pandangan pertama
dari sahabat kehidupan menggemakan kata-kata
Tuhan, Jadilah, maka terjadilah ia.
CIUMAN PERTAMA
Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi
oleh Tuhan dari pancuran air cinta
Itulah batas antara kebimbangan yang
menghiburkan dan
menyedihkan hati dengan takdir yang
mengisinya dengan kebahagiaan
Itulah baris pembuka dari suatu puisi
kehidupan,
bab pertama dari suatu novel tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan dari pengasingan
masa lalu dengan kejayaan masa depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan
perasaa-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang
bibir yang menyatukan hati sebagai
singgasana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan
bagaimana jari-jemari
angin mencumbui mulut bunga mawar,
mempesonakan desah nafas kenikmatan
panjang dan rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran-getaran yang
memisahkan kekasih dari dunia ruang dan
waktu dan membawa mereka kepada ilham
dan impian-impian.
Ia memadukan taman bunga berbentuk
bintang-bintang dengan bunga
buah delima, menyatukan dua aroma untuk
melahirkan jiwa ketiga.
Jika pandangan pertama adalah seperti benih
yang ditaburkan
para dewa di ladang hati manusia, maka
ciuman pertama mengungkapkan bunga
pertama yang mekar pada ranting pohon
cabang pertama kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar